Teori bahwa kebiasaan
dan lingkungan dapat berpengaruh pada perkembangan mental dan kepribadian
ternyata benar adanya. Hal ini dapat dibuktikan oleh saya dengan menjadikan
diri saya sendiri sebagai objek observasi (nah lho?).
Sedari kecil, saya telah terbiasa untuk melakukan aktifitas sendirian daripada bersama-sama dengan orang lain. Belajar sendiri, bermain sendiri, tidur sendiri, mandi sendiri (ya iyalah), bahkan terkadang berbicara sendiri (tanda-tanda orangabsurd jenius.. ^_^).
Sedari kecil, saya telah terbiasa untuk melakukan aktifitas sendirian daripada bersama-sama dengan orang lain. Belajar sendiri, bermain sendiri, tidur sendiri, mandi sendiri (ya iyalah), bahkan terkadang berbicara sendiri (tanda-tanda orang
Perlahan namun pasti kebiasaan saya ini membawa
dampak yg begitu besar terhadap perkembangan psikologis saya.
Lebih banyak menghabiskan waktu didalam kamar bersama
laptop selama seharian atau menyendiri disuatu tempat yg sepi membuat saya
tumbuh menjadi pribadi yg agak tertutup, cenderung egois, kekanak-kanakan, tidak
pandai bergaul, dan juga memiliki perasaan yg sensitif.
Jujur, kadang-kadang saya sendiri pun seringkali
merasa asing terhadap diri saya sendiri, yang saya rasakan “agak” berbeda dengan
teman-teman seusia saya. Ada kecanggungan yang begitu besar saat saya
berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan lebih mudah untuk bergabung dengan
yg usianya dibawah saya, bahkan jauh dibawah saya. akibatnya walaupun secara
intelegensia saya tidak begitu buruk, namun secara mental saya merasa begitu
tertinggal dibandingkan orang lain. Seringkali berpola pikir seperti anak-anak
yg masih duduk dibangku sekolah dan merasa bahwa saya ini adalah bagian dari
mereka, walaupun notabenenya usia saya sebentar lagi akan menginjak angka 24
tahun. Bayangkan saudara-saudara, diusia yg hampir mendekati seperempat abad
ini saya masih merasa bahwa kepribadian saya adalah kepribadian seorang anak yg
duduk dikelas 2 SMP.
Terus maksudnyaa?
Kebiasaan saya yang suka menutup diri dari dunia luar membuat saya merasa seolah terperangkap dalam ruang dan waktu. Secara fisik memang saya mengalami perkembangan yg signifikan mulai dari tinggi badan, raut wajah, jumlah jenggot (salah satu kebiasaan jelek saya adalah menghitung jumlah jenggot saya dari waktu ke waktu ;p), dll.
secara intelegensia, saya merasa bahwa saya masih bisa dikatakan setara dengan teman-teman sebaya saya.
namun dari segi pola pikir dan mental, sepertinya tidak demikian.
NB : Tulisan diatas hanyalah sebuah hasil dari
pencurahan buah pikiran saya yg sedang berkelebatan diangan-angan yg teramat
disayangkan apabila itu tidak diabadikan dalam sebuah tulisan. Mohon maaf
apabila hasilnya berantakan, maklum masih dalam tahap pembelajaran.